SISTEM
BUKU BESAR UMUM
Sistem Buku Besar Umum (general ledger system - GLS)
merupakan suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan
melalui arus informasi.
Siklus transaksi memproses peristiwa
individual yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu.
Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber
input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan FRS. Kumpulan informasi yang
mengalir ke GLS datang dari subsistem siklus transaksi. Namun, perhatikan bahwa
informasi itu juga mengalir dari FRS sebagai umpan balik ke GLS.
Voucher
jurnal
Dokumen yang disebut vouche journal merupakan sumber input
bagi buku besar umum. Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk
mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik,
mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang dipengaruhi.
Voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab,
voucher jurnal menyediakan pengendalian
yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi.
Basis
data GLS
Basis GSL terdiri dari berbagai file transaksi, file master,
file referensi, file arsip. File-file
ini
bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Contohnya yaitu :
- File master buku besar umum
(general ledger master file) : file utama dalam basis data GLS.
Basis file ini adalah kode bagan akun perusahaan.
- File sejarah buku besar umum
(general ledger history file) : memiliki format yang sama
dengan file master buku besar umum. Tujuan utama file ini adalah untuk
mewakili laporan
keuangan komparatif dengan basis historis.
- File voucher jurnal (juornal
voucher file) : total voucher journal yang diproses pada periode
saat ini.
- File sejarah voucher jurnal
(juornal voucher history file) : berisi voucher jurnal untuk periode
masa lalu.
- File pusat pertanggungjawaban
(responsibility center file) : berisi data pendapatan,
pengeluaran, dan penggunaan sumber daya lainnya untuk setiap pusat
pertanggungjawaban
dalam organisasi.
- File master anggaran (budget
master file) : berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya,
dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
Prosedur
GLS
Proses pembaharuan GSL sederhana secara konseptual.
Voucher jurnal mengalir dari system
pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar umum. Secara
rutin, ini semua merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar
pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang berada di siklus transaksi.
SISTEM
PELAPORAN KEUANGAN
Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal
diterapkan oleh standar hkum dan professional. Kewajiban pelaporan ini dipenuhi
melalui komponen FRS dari GL/FRS. Penerima utama dari informasi laporan
keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, dan
pejabat pemerintah. Mereka semua memerlukan informasi yang mungkin mereka
mengamati tren kinerja selama beberapa waktu dan melakukan perbandingan di
antara perusahaan yang berbeda melalui laporan keuangan tersebut. Dengan mengetahui
hakikat kebutuhan ini, informasi pelaporan keuangan harus disiapkan dan
disajikan oleh semua perusahaan dengan cara-cara yang diterima secara umum dan
dipahami oleh pengguna eksternal.
Pengguna
yang canggih dengan kebutuhan informasi yang homogen
Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya
bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan
disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih
(sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relative homogen.
Aktivitas
FRS
Sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas file master buku besar umum saat
ini, file sejarah buku besar umum, dan input langsung (jurnal penyesuaian dan
jurnal penutup) dari kelompok pelaporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba
rugi, dan laporan aruskas. FRS juga menghasilkan laporan analisis keuangan,
laporan keuangan komparatif, engembalian pajak, dan laporan khusus untuk badan
penetap undang-undang (komisi perdagangan dan sekuritas).
Proses
Akuntansi Keuangan
Proses akuntansi keuangan (financial accounting process)
dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang baru. Hanya akun-akun
(permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik
ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:
1.
mencatat transaksi.
2. mencatat jurnal
khusus.
3. membukukan ke buku
besar pembantu.
4. membukukan ke buku
besar umum.
5. menyiapkan neraca
percobaan yang belum disesuahkan.
6. membuat jurnal penyesuaian.
7. menjurnal dan
membukukan ayat jurnal penyesuaian.
8. menyiapkan neraca
percobaan yang telah disesuaikan.
9. menyiapkan laporan
keuangan.
10. menjurnal dan membukukan ayat
jurnal penutup.
11. menyiapkan neraca percobaan
pascapenutup.
Proses akunatansi keuangan yang
diusebutkan diatas memiliki tiga tahap yang berbeda, yang
masing-masing melibatkan
elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi:
§ Tahap 1 – prosedur harian
§ Tahap 2 – prosedur akhir periode
§ Tahap 3 – prosedur pelaporan
keuangan
Mengendalikan
GL/FRS
Aktivitas-aktivitas GL/FRS secara ekslusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak
seperti pemrosesan transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik,
kekhawatiran pengendalian terhadap GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan
reliabilitas informasi akuntansi. Eksposour potensial dalam system ini terdiri
atas :
1.
Jejak audit yang tak sempurna
2.
Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum
3.
Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu
4.
Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau
tidak diotorisasi
Jika tidak dikendalikan, eksposour-eksposour ini dapat menyebabkan laporan
keuangan dan laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat
menyesatkan para pengguna. Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hokum,
kerugian yang signifikan bagi perusahaan, dan sanksi dari pihak yang berwenang.
Isu
Pengendalian GL/ FRS
Studi kita tentang pengendalian GL/FRS akan mengikuti kerangka yang ditetapkan
dalam SAS 78, yang tentunya sekarang sudah dipahami, seperti :
§ Otorisasi
Transaksi
Ayat-ayat
jurnal di buku besar umum merupakan rangkuman transaksi dan berada di bawah
kontrol yang sama. Voucher jurnal merupakan dokumen yang meng-otorisasi suatu ayat
jurnal ke buku besar umum.
§ Pemisahan Tugas
Tugas
memperbarui buku besar umum harus dipisahkan dari semua tanggung jawab
akuntansi dan pengawasan aktiva dalam organisasi. Oleh karena itu, petugas
administtasi buku besar umum tidak boleh :
1. Bertanggung
jawab melakukan pembukuan untuk jurnal-jurnal khusus atau buku besar pembantu.
2. Menyiapkan
voucher jurnal.
3. Mengawasi
aktiva fisik
§ Pengendalian
Akses
Kontrol akses
memiliki dua elemen: akses langsung dan akses tidak langsung. Kekhawatiran
terhadap akses langsung dikurangi dengan memastikan bahwa voucher jurnal
diposkan hanya oleh individu yang diotorisasi.Eksposur untuk akses tidak
langsung berasal dari buruknya kontrol terhadap voucher jurnal di departemen
sumber.
§ Catatan
Akuntansi :
Salah satu
aspek penting dari fungsi pencatatan ini adalah pemeliharaan jejak audit. Suatu
jejak audit diperlukan untuk beberapa alasan:
1. memberikan
kemampuan untuk menjawab pertanyaan, misalnya, dari pelanggan atau pemasok;
2. mampu merekonstruksi
file-file jika semua atau sebagian file-file mengalami kerusakan;
3. menyediakan
data historis yang diperlukan olehpara auditor;
4. memenuhi
peraturan pemerintah; dan
5. menyediakan
sarana untuk mencegah, men-deteksi, dan memperbaiki kesalahan. Suatu jejak
audit mempermudah mencegah kesalahan karena Tindall informasi diorganisasikan
dengan baik dalam file-file logis, memfasilitasi pemrosesan file tersebut.
§ Verifikasi
Independen
Voucher jurnal,
merangkumkan aktivitas transaksi, mengalir dari berbagai departemen operasi ke
GL/FRS, di mana mereka secara independen direkonsiliasi dari diposkan ke
akun-akun buku besar umum. GL/FRS menghasilkan dua laporan operasional yang
menjadi bukti akan keakuratan proses ini. Laporan-Iaporan ini adalah daftar
voucher jurnal dan laporan perubahan buku besar umum. Daftar voucher jurnal (journal voucher listing) memberikan
rincian yang relevan tentang setiap voucher jurnal yang diterima GL/FRS sebagai
input. Laporan ihi menyeimbangkan debit dan kredit transaksi dan, untuk tujuan
analisis, mengklasifikasi mereki menurut batch,
tanggal, dan jenis transaksi (misal-nya, penjualan kredit). Laporan
perubahan buku besar umum (general
ledger change report) me-nyajikan efek transaksi voucher jurnal pada
akun buku besar umum. Penggunaan teknologi komputer sangat meningkatkan
persiapan laporan-laporan kontrol yang esensial tersebut dan laporan kompleks
lainnya.
GL/
FRS Berbasis Komputer
Perusahaan menggunakan buku besar umum hanya untuk pelaporan keuangan akan menemukan
bahwa system batch, yang menggunakan file yang berurutan, memenuhi kebutuhannya
dan menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. System ini dioperasikan secara
sederhana, dan pengendalian akses buku besar umum digunakan untuk mendukung
tugas yang lebih luas dalam organisasi, system yang menggunakan pemrosesan
real-time dan file akses langsung mungkin diperlukan. Pada bagian ini akan
dibahas suatuGL/FRS otomasi tradisional dan pendekatan rekayasa ulang yang
menggunakan GL/FRS berbasis computer.
-
GL
/ FRS Warisan yang menggunakan Pemrosesan Batch dan File datar
Ø Kekuatan : Terletak pada
pengendalian dan pelaporan.
Ø Kelemahan : Ttidak efisien dan
rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan.
-
Rekayasa
Ulang Gl/ FRs Menggunakan File akses langsung
Pendekatan ini sangat memfasilitasi
identifikasi kesalahan dengan tepat waktu ketika batch transaksi tidak seimbang
nilainya. Penggunaan file akses langsung memberikan manfaat tambahan bagi
pelaporan manajemen. Para manajer internal memerlukan informasi yang lebih
sering dan tepat waktu daripada pengguna eksternal daro laporan keuangan
tradisional. Karena sebagian informasi ini datang dari proses data buku besar
umum, pengguna pendekatan akses lansung memfasilitasi akses manajemen ke
data-data penting. Masalah pengendalian yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Pemisahan tugas : menghilangkan
pemisahan fundamental antara otorisasi dan pemrosesan transaksi. Di sini,
sistem pemakai-akhir mengotorisasi dan memroses ayat-ayat jurnal langsung ke
buku besar umum. Untuk mengompensasikan eksposur potensial ini, sistem tersebut
harus memberikan daftar voucher jurnal yang rind dan laporan aktivitas akun
kepada pemakai akhir dan departemen buku besar umum.
b. Catatan akuntansi dan pengendalian
akses : Catatan buku besar umum disimpan dalam disket magnetis
yang dapat langsung diakses oleh sistem pernakai-akhir. Untuk menjaga
integritas catatan-catatan tersebut, organisasi harus menerapkan pengendalian
yang membatasi akses ke mereka.
SISTEM
PELAPORAN MANAJEMEN
Sistem pelaporan yang mengarah perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan
tepat waktu juga mempromosikan efektivitas manajemen sehingga mendukung tujuan
bisnis organisasi. Dalam pengendaliaan MRS manajemen dituntut untuk menyediakan
sarana formal untuk memantau fungsi pengendalian internal. Hal ini dapat
dicapai melalui pemisahan prosedur audit atau dengan aktivitas pengawasan yang
berkelanjutan.
Salah satu teknik untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah penggunaan
laporan manajemen secara bijaksana.Laporan tepat waktu memungkinkan para
manager fungsional seperti penjualan,
pembelian produksi , dan pengeluaran kas untuk mengawasi dan mengendalikan
operasi mereka. Ini akan memberikan bukti
mengenai berfungsinya atau tidak berfungsinya pengendalian internal.
Faktor
Yang Mempengaruhi MRS
Merancang system pelaporan yang efektif memerlukan pemahaman akan apa yang
dilakukan oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya.
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen, antara lain.
1.
Proses Pengambilan Keputusan
Langkah-langkah
dalam proses pengambilan keputusan adalah :
- Mengidentifikasi masalah
Masalah-masalah
itu sendiri sering kali tidak dapat diamati. Sebaliknya, kita mengamati
gejala-gejala masalah tersebut. Kita harus mengetahui perbedaan ini, karena
memperlakukan suatu gejala sebagai suatu masalah akan mengarah kepada keputusan
yang salah.
- Mengevaluasi solusi alternatif.
Dalam mengambil keputusan, manajer harus mengidentifikasi
dan memper-timbangkan semua opsi yang layak.Pilihan yang diidentifikasi pada
saat ini menetapkan batasan-batasan pada kualitas keputusan akhir.
- Implementasi solusi yang terbaik.
ahap implementasi dari proses pengambilan keputusan
melibatkan sejumlah besar perencanaan yang rinci. Pengambil keputusan harus
mempertimbangkan semua sumber daya yang perlu, untuk mengimplementasikan
keputusan tersebut. Tahap-tahap tersebut antara lain:
a. Mengatur
pembiayaan proyek.
b. Menegosiasi
kontrak dengan para pemasok dan kontraktor.
c. Mendapatkan
lisensi, mendapatkan izin, dan wilayah otorisasi.
d.
Mengorganisasi program pelatihan kembali untuk para pegawai yang dihadapkan
dengan
praktik-praktik, prosedur, dan peralatan
baru.
e. Merencanakan
perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
- Melakukan peninjauan pascaimplementasi.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
menentukan apakah keputusan dan proses pengambilan keputusan sudah tepat.
Pemeriksaan pasca-imple-mentasi menye-diakan wawasan yang berharga pada
keseluruhan identifikasi masalah, kecukupan dan kelengkapan kriteria keputusan,
skema tertimbang yang digunakan, ketepatan proses penilaian, dan efektivitas
rencana implementas.
MRS berperan penting dalam tahap
pemeriksaan pasca-implementasi dengan mencatat kinerja data, melakukan analisis,
dan melaporkan kesuksesan proyek. Selain itu, proses pemeriksaan memberikan
wawasan kepada MRS. Proses pengambilan keputusan yang cacat dapat disebabkan
oleh kurangnya kualitas, kuantitas, atau sifat informasi yang disediakan sistem
tersebut. Hal ini merupakan kesempatan bagi para perancang sistem untuk
meningkatkan efektivitas sistem informasi tersebut.
2.
Prinsip- prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen memberikan
wawasan pada kebutuhan informasi manajemen. Prinsip-prinsip yang paling
langsung mempengaruhi MRS antara lain :
a. Formalisasi
Pekerjaan
Prinsip
formalisasi pekerjaan menunjukkan bahwa pihak manajemen harus menstrukturkan
perusahaan di sekitar pekerjaan yang dilakukannya, bukannya di sekitar individu
dengan keahlian yang unik. Tujuan formalisasi pekerjaan adalah untuk
menghindari suatu struktur organisasi di mana kinerja, kemampuan, dan
eksistensi berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Implikasi untuk MRS. Formalisasi pekerjaan perusahaan
memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan
itu. Jadi, ketika terjadi perubahan personel, informasi yang diperlukan oleh
pegawai baru pada dasarnya akan sama dengan pendahulunya.
b. Tanggung Jawab
dan Otoritas
Prinsip
tanggung jawab merujuk ke kewajiban individu untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Tanggung jawab erat terkait dengan prinsip otoritas. Jika seorang
manajer mendelegasikan tanggung jawab ke bawahannya, ia harus juga memberikan
otoritas kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dalam batas-batas tanggung
jawab itu.
Implikasi untuk MRS. Prinsip tanggung jawab dan otoritas
mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan di mana informasi mengalir.
Lokasi manajer dalam jalur pelaporan mempengaruhi ruang lingkup dan rincian
informasi yang dilaporkan.
c. Jangkauan
Pengendalian
Jangkauan
kontrol seorang manajer merujuk ke jumlah bawahan yang langsung di bawah
kontrolnya. Ukuran jangkauan berpengaruh pada struktur fisik organisasi.
Perusahaan dengan jangkauan kontrol sempit memiliki bawahan yang lebih sedikit
yang melapor ke pihak manajemen. Perusahaan ini memiliki struktur yang tinggi,
sempit, dengan beberapa lapisan manajemen. Perusahaan dengan jang-kauan kontrol
lebih luas (lebih banyak bawahan yang melapor ke pihak manajemen) cenderung
memiliki struktur yang lebar, dengan lebih sedikit lapisan manajemen.
Implikasi untuk MRS. Para manajer dengan jangkauan kontrol
sempit erat terlibat dengan rincian operasi dan keputusan spesifik. Jangkauan
kontrol yang luas menghindari manajer dari hal tersebut. Para manajer dengan
jangkauan kontrol sempit memerlukan laporan yang lebih rinci. Manajer dengan
tanggung jawab kontrol luas beroperasi paling efektif dengan informasi yang
lebih ringkas.
d. Manajemen
dengan Pengecualian
Prinsip
manajemen dengan pengecualian menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi
perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi ber-masalah (yaitu,
pengecualian) daripada terlibat dalam setiap aktivitas atau keputus-an. Jadi,
para manajer mempertahankan kontrol tanpa dibingungkan oleh rincian.
Implikasi untuk MRS. Para manajer memerlukan informasi yang
meng-identifikasi operasi atau sumber daya yang berisiko tidak terkontrol.
Laporan-laporan harus mendukung manajemen dengan pengecualian melalui pemusatan
perhatian pada perubahan faktor-faktor kunci yang menunjukkan gejala ada
masalah. Rincian yang tidak perlu dapat mengalihkan perhatian ke fakta-fakta
yang seharusnya tidak ada dalam laporan.
Fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen secara
mendasar mempengaruhi sistem pelaporan manajemen. Fungsi perencanaan berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas-aktivitas yang akan datang dari
suatu perusahaan. Fungsi pengendalian memastikan bahwa aktivitas-aktivitas
suatu perusahaan sesuai dengan rencana. Keputusan perencanaan dan pengendalian
sering diklasiikasikan dalam empat kategori, yaitu :
a. Keputusan
Perencanaan Strategis
Para manajer tingkat atas melakukan
keputusan perencanaan strategis, seperti :
§ Menetapkan
tujuan perusahaan.
§ Menentukan
ruang lingkup aktivitas bisnis, seperti misalnya pangsa pasar yangdiinginkan,
pasar yang ingin dimasuki atau dibuang perusahaan, tambahan lini produk baru
dan penghapusan produk lama, dan keputusan merger serta akuisisi.
§ Menentukan atau
memodifikasi struktur organisasi.
§ Menetapkan
filosofi manajemen.
b. Keputusan
Perencanaan Taktis
Keputusan perencanaan taktis berada di
bawah keputusan strategis dan dibuat oleh manajemen tengah. Jangka waktu keputusan
ini pendek, lebih spesifik, berulang, hasilnya lebih pasti, dan kurang
berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
c. Keputusan
Pengendalian Manajemen
Salah satu
kegiatan pengendalian manajemen adalah memotivasi para manajer di semua wilayah
fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan
aktiva keuangan, seproduktif mungkin. Manajer yang mengawasi, mem-bandingkan
kinerja manajer di bawahnya dengan standar-standar yang sebelumnya sudah ditetapkan.
d. Keputusan
Pengendalian Operasional
Pengendalian
operasional memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Keputusan pengendalian operasional lebih sempit
dan lebih fokus daripada keputusan strategis dan taktis karena mereka
memperhatikan pekerjaan operasi rutin. Keputusan pengendalian operasional lebih
terstruktur daripada keputusan pengendalian manajemen, lebih bergantung pacta
rincian daripada keputusan perencanaan, dan kerangka waktunya lebih pendek
daripada keputusan taktis atau strategis.
4.
Struktur Masalah
Struktur suatu masalah merefleksikan seberapa baik pengambil keputusan memahami
masalah tersebut. Struktur masalah memiliki tiga elemen,
yaitu :
- Data, nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut.
- Prosedur, urutan langkah-Iangkah alan peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
- Tujuan, hasil yang ingin dicapai pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
Ketiga elemen itu diketahui dengan
pasti, masalah itu distrukturkan.
Perhitungan gaji merupakan salah satu contoh masalah yang terstruktur :
a.
Kita dapat mengidentifikasi data untuk
perhitungan ini dengan pasti jam kerja, tarif per
jam, pemotongan pajak, tarif pajak, dan
lain sebagainya.
b.
Prosedur pembayaran gaji diketahui
dengan pasti.
Gaji
Kotor = Jam Kerja x Tarif Gaji
Gaji Bersih =
Gaji Kotor - Pajak - Pemotongan Pajak.
c.
Tujuan
pembayaran gaji adalah melaksanakan kewajiban perusahan kepada para pegawainya.
Masalah tidak terstruktur adalah masalah yang tidak memiliki
teknik solusi spesifik. Kebutuhan data tidak pasti, prosedurnya tidak spesifik,
atau tujuan solusi belum sepenuhnya dikembangkan. Masalah seperti itu biasanya
kompleks dan melibatkan pengambil keputusan pada situasi yang spesifik. Dalam
situasi ini, analis sistem tidak dapat sepenuhnya berantisipasi kebutuhan
pemakai informasi, menyebabkan teknik pemrosesan data tradisional menjadi tidak
efektif.
5.
Jenis-jenis Laporan Manajemen
Laporan merupakan sarana frontal untuk membawa informasi kepada para ,anajer.
Laporan tersebut dapat berisi informal verbal, numerik, atau grafis.
·
Tujuan Laporan
Mengurangi tingkat
ketidakpastian yang berkaitan dengan snafu masalah yang dihadapi pengambil
keputusan dan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang
positif. Laporan-laporan yang gagal mencapai tujuan ini berarti kurang
kandungan informasinya dan tidak bernilai.
·
Pelaporan
Terprogram
Terdapat dua
subkelas laporan yang diprogram: laporan jadwal dan laporan menurut permintaan.
Sistem pelaporan manajemen menghasilkan laporan jadwal menurut kerangka waktu
yang ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, dan sebagainya. Laporan
menurut permintaan digerakkan oleh peristiwa, bukan oleh kerangka waktu.
·
Atribut Laporan
a. Relevan. Setiap elemen informasi dalam suatu
laporan harus mendukung keputusan manajer.
b. Ringkas. Laporan harus
diringkaskan sesuai dengan tingkat manajer dalam hierarki organisasi.
c. Orientasi
Pengecualian. Laporan-laporan kontrol harus mengidentifikasi aktivitas aktivitas yang
berisiko di
luar kontrol dan harus mengabaikan aktivitas yang di bawah kontrol.
d. Akurasi. Informasi dalam laporan harus bebas dari kesalahan
material.
e. Kelengkapan. Informasi harus selengkap mungkin. Setiap
informasi yang esensial bagi
pengambilan keputusan harus ada dalam
laporan.
f. Tepat Waktu. Informasi yang tepat waktu, yaitu cukup
lengkap dan akurat, lebih berharga
daripada informasi yang sempurna tetapi
terlambat untuk digunakan.
g. Padat. Laporan harus menggunakan skema pengkodean untuk
menampilkan klasifikasi
data kompleks dan menyediakan semua
perhitungan yang perlu bagi pemakai.
·
Laporan
Khusus (Ad Hoc Reporting)
Pihak manajemen
mengetahui bahwa informasi adalah inti dari operasi bisnis dan mereka dapat
menggunakan data yang disimpan untuk memperoleh wawasan berharga tentang bisnis
mereka. Sumber data ini sekarang dicairkan untuk mendukung kebutuhan pelaoran
khusus melalui snafu konsep yang disebut penambangan
data.
Penambangan data adalah proses memilih,
menggali, dan memodelkan se-jumlah besar data untuk membuka relasi dan pola
global yang ada dalam database berukuran
besar tetapi "tersembunyi". Hal ini melibatkan teknik canggih seperti
per-tanyaan database (database
queries) dan kecerdasan buatan (artificial
intelligence) yang memodelkan fenomena dunianyata dari data yang
dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk sistem pemrosesan transaksi, database sejarah pelanggan, dan data
demografis dari sumber eksternal seperti biro-biro kredit. Para manajer
menggunakan dua pendekatan umum untuk penambangan data: verifikasi dan penemuan.
Ciri utama dari
kesuksesan digunakannya penambangan data adalah gudang data dari arsip data operasiorial. Suatu gudang data
merupakan suatu sistem manajemen database
relasional yang telah didesain secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan
penambangan data. Gudang data ini lokasinya di pusat dan berisi data
operasional tentang peristiwa-peristiwa saat ini (dalam kurun waktu 24 jam),
juga semua peristiwa yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Data diberi
kodedan disimpan dalam gudang secara rinci dan pada berbagai tingkat rangkuman
untuk memfasilitasi identifikasi pola dan trend yang selalu muncul.
6.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Sebagian
besar pelaporan manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini
menyatakan bahwa setiap peristiwa
ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggung jawab manajer, dan dapat
dilacak ke masing-masing manajer. Arus informasi dalam system
pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran informasi, hal
ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban:
-
Menciptakan
serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung
jawab manajer
-
Melaporkan dan mengukur kinerja
actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.
v Penetapan
Tujuan Keuangan: Proses Anggaran
Proses
penganggaran membantu pihak manajemen mencapai tujuan keuangannya dengan
membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap segmen organisasi. Mekanisme ini
membawa standar-standar ke manajer segment yang akan digunakan oleh manajer
senior untuk mengukur kinerjanya. Arus informasi anggaran yang ke atas dan ke
bawah semakin rinci ketika ia bergerak ke level manajemen yang lebih
rendah.
v Pengukuran dan
Pelaporan Kinerja
Pengukuran
kinerja dan pelaporan dilakukan di setiap segmen operasional dalam perusahaan.
Informasi mengalir ke atas sebagai laporan pertanggungjawaban ke level
manajemen senior. Informasi dalam laporan-laporan tersebut menjadi sangat
ringkas di setiap level manajemen yang lebih tinggi.
v Pusat
Pertanggungjawaban
Bentuk yang paling umum dari pusat
pertanggungjawaban ini adalah pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
Pusat Biaya. Suatu pusat biaya merupakan suatu unit organisasional
dengan tanggung jawab atas manajemen biaya dalam batas-batas anggaran.
Misalnya, suatu departemen produksi dapat bertanggung jawab untuk memenuhi
kewajiban produksi sambil tetap mempertahankan biaya produksi (tenaga kerja,
bahan baku, dan overhead) dalam jumlah anggaran. Laporan kinerja untuk manajer
pusat biaya mencerminkan perilaku biaya yang dapat dikontrol dengan fokus pada
anggaran biaya, biaya aktual, dan varian dari anggaran. Pengukuran kinerja
seharusnya tidak mempertimbangkan biaya-biaya yang di luar kontrol manajer,
seperti misalnya investasi di peralatan pabrik atau penyusutan gedung.
Pusat Laba. Seorang manajer pusat laba bertanggung jawab untuk
mengontrol biaya dan menghasilkan pendapatan. Misalnya, seorang manajer lokal
dari suatu pertokoan nasional dapat saja bertanggung jawab atas keputusan
tentang :
a.
Item-item barang dagang mana yang
disimpan di gudang.
b.
Berapa harganya.
c.
Jenis aktivitas promosi untuk produk .
d.
Tingkat iklannya.
e.
Ukuran stat dan mempekerjakan pegawai.
f.
Melakukan pemeliharaan dan peningkatan
modal investasi.
Laporan kinerja
untuk manajer pusat laba berbeda dari pusat biaya. Akan tetapi, pendekatan
laporannya sama, yaitu pada item-item yang dapat dikontrol. Ketika hanya
item-item yang dapat dikontrol digunakan untuk menilai kinerja manajer, pusat
laba itu sendiri dinilai oleh kontribusinya setelah biayabiaya yang tidak
dapat dikendalikan.
Pusat
Investasi. Manajer pusat investasi memiliki otorisasi umum untuk
mengambil keputusan yang secara mendasar mempengaruhi organisasi. Asumsikan
bahwa salah satu divisi perusahaan adalah pusat biaya dengan tujuannya adalah
memaksimalkan tingkat pengembalian investasi aktiva. Kisaran tanggung jawab
manajer divisi ini meliputi manajemen biaya, manajemen produk, pemasaran,
distribusi, dan disposisi modal melalui investasi dana ke dalam proyek-proyek
dan pekerjaan yang berisiko yang menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan.
7.
Pertimbangan Perilaku
Ø Keserasian Tujuan
Berbicara tentang prinsip-prinsip
manajemen, yaitu otoritas, tanggung jawab, dan formalisasi pekerjaan, ketika
diterapkan dengan benar dalam suatu organisasi, prinsip-prinsip ini
mempromosikan keserasian tujuan (goal
congruence). Manajer tingkat lebih rendah yang mencapai tujuannya berkontribusi
secara positif ke tujuan superiornya.
Ø Informasi yang
Berlebihan
Informasi yang berlebihan muncul ketika
seorang manajer menerima informasi berlebih dari yang ia dapat cernakan. Hal
ini terjadi ketika seorang perancang sistem pelaporan tidak mempertimbangkan
level organisasional dan jangkauan kontrol manajer dengan tepat.
Ø Ukuran Kinerja
yang tidak Tepat
Ingat kembali bahwa salah satu tujuan
suatu laporan adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan
perusahaan. Akan tetapi, ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan,
laporan itu tidak memiliki efek tersebut.
Setiap penggunaan kriteria tunggal
sebagai ukuran kinerja akan mengarah ke perilaku fungsional. Perhatikan
contoh-contoh berikut :
§ Penggunaan
varian harga untuk mengevaluasi sistem pembelian akan mempengaruhi kualitas
item yang dibeli.
§ Penggunaan
kuota (seperti misalnya unit yang diproduksi) untuk mengevaluasi seorang
supervisor akan mempengaruhi kontrol kualitas, efisiensi pemakaian bahan baku,
relasi tenaga kerja; dan pemeliharaan pabrik.
§ Penggunaan
ukuran laba seperti ROI, penghasilan bersih, dan margin kontribusi dapat
mempengaruhi investasi pabrik, pelatihan pegawai, tingkat cadangan persediaan,
kepuasan pelanggan, dan relasi tenaga kerja.
Sumber : Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1 Jilid 4. Jakarta: Salemba Empat.
Sumber : Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1 Jilid 4. Jakarta: Salemba Empat.
1 comments:
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
Post a Comment